14 September 2009

Kesempatan

Aku masih duduk termenung di tepi tempat tidur sambil menyandarkan punggungku. Rasa dingin yang menyengat malam itu membuatku berpikir untuk cepat terlelap. Tapi tak bisa. Dentingan jam yang terus terdengar perlahan mulai membuyarkan konsentrasiku. Kuambil handphone dari atas meja dan mulai mengetikkan sms. Tapi, aku mengurungkan niat untuk mengirimkannya, karena aku tahu, dia di sana tidak mengharapkan sms dariku. Kututup pesan singkat yang kuketik dan beralih menuju music player di HP ku. Lagu Ipang "Tak Ada Gantinya" perlahan mengalun seiring dengan detakan jantungku.

Udara malam yang kian dingin memaksaku untuk bersembunyi di balik selimut tebalku. Akan tetapi aku tak mau melakukannya. Badan yang capek dan pikiran yang terkuras membuatku cukup malas untuk mengambil selimut di dalam lemari. Aku hanya mengancingkan jaketku dan berharap udara malam itu akan berangsur menghangat.

Pikiranku tiba-tiba teralihkan saat melihat foto di galeri hp ku. Lagi-lagi cinta menjadi sebuah topik yang muncul dari dalam otakku. Entah mengapa ia selalu datang bahkan saat tak aku butuhkan. Dia telah membuat hidupku bagai tanpa arah, terombang-ambing kemanapun dia pergi. Dialah yang telah mempermainkan pikiranku hingga ke titik yang paing dalam di otakku. Dia juga yang telah membuatku selalu mengeluh ketika mengingatnya. Sebenarnya aku tak mau dia datang malam itu, karena pikiranku sudah cukup jenuh, apalagi ditambah dengan kehadirannya dalam pikiranku, membuatku semakin tertekan dalam dinginnya malam itu.

Kesempatan..
Adalah hal yang paling aku tunggu. Tetapi sekaligus ku benci. Mengapa kesempatan hanya datang satu kali dalam hidupku? Kenapa ia tidak seperti cinta yang datang memenuhi otakku setiap sekonnya walaupun berisi pikiran yang sama? Kenapa kesempatan seolah malas bersarang di tubuhku dan membiarkan cinta merajai semuanya? Aku butuh kesempatan, waktu di mana aku merasakan sebuah penerimaan dan harapan. Bukan cinta yang aku harapkan datang, melainkan kesempatan.

Suatu ketika cinta dan kesempatan datang secara bersamaan. Aku meraihnya dengan kegembiraan. Semuanya terasa begitu indah saat itu. Dan langsung berubah seratus delapanpuluh derajat ketika dia-mereka-cinta dan kesempatan, hilang secara bersamaan. Cinta itu telah beralih kepada orang lain hanya karena sesuatu yang tidak pasti kebenarannya. Sabar pun datang seiring dengan pecahnya kepingan itu. Pecahan demi pecahan dipungut dengan baik oleh si sabar, hingga kemudian menyatu kembali dan utuh. Waktu pun semakin berganti seiring bersatunya pecahan itu. Kesempatan pertama, hilang begitu saja.

Suatu ketika aku bertemu kembali dengan cinta yang dulu meninggalkanku, dan getaran elektrik dari cinta lama itu membangkitkan kembali semuanya. Semua kenangan dan kepingan yang telah terkubur mendadak mencuat kembali, seolah ingin menyelesaikan sesuatu yang sempat tertunda dulu. Sudah terlambat memang.. Cinta itu, kali ini, tidak datang bersamaan dengan kesempatan. Ia datang sendiri, memporak-porandakan kepingan yang telah bersatu menjadi bagian yang sangat kecil, lebih kecil dan kompleks dari pecahan pertama. Cinta datang sendiri, TANPA KESEMPATAN, dan itu lebih menyakitkan.

Perlahan kuletakkan hp ku. Memandang langit-langit dan berpikir. Kenapa cinta selalu datang dan pergi setiap saat? Kenapa kesempatan hanya datang satu kali? Apakah aku salah bila kesempatan yang dulu ada tidak dapat aku gunakan?Apakah itu salahku? Bukan.. Ia pergi begitu saja, dan tak kembali.. Kesempatan itu tak pernah kembali...


suasana merenung yang sangat sunyi, hanya ada aku, bayanganku, dan suara malam..

0 comment:

Post a Comment