27 October 2009

Aku ingin kue jelek itu..

Aku adalah Audy. Umurku tujuh tahun. Ketika sedang berjalan sendirian di Central Park, aku melihat sebuah kue di etalase toko. Bentuk kue itu memang tidak indah. Jika orang melihatnya, mungkin cenderung tidak akan ada yang membelinya. Tapi, kue itu melambai-lambaikan tangannya padaku. Ia tersenyum dan menunjukkan tanda bahwa ia ingin aku membelinya. Dulu aku pernah melihat kue ini juga, tapi dulu, ketika aku ingin membeli kue ini, sudah ada orang lain yang membelinya. Dan sekarang, aku kembali melihat kue ini. Dan aku, masih ingin membelinya walaupun bentuknya tidak indah. Aku tidak peduli pada bentuk kue yang tidak indah ini. Aku ingin mencicipinya, karena aku yakin rasa kue ini enak.. Perasaanku berkata seperti itu.

Aku memutuskan masuk ke dalam toko untuk membeli kue itu. Aku masuk, namun nampaknya seorang gadis kecil lain juga sedang merengek pada bundanya, minta dibelikan kue itu. Padahal, kue itu adalah kue satu-satunya, dan aku juga menginginkannya. Aku sendirian, masuk ke dalam toko itu dan meminta pada penjaga toko untuk membungkuskan kue itu. Tapi kue itu seakan tak mau kubeli. Ia lebih memilih dibeli oleh gadis kecil lain tadi. Namun gadis kecil tadi tiba-tiba berubah pikiran dan membeli kue lain. Kue tersebut nampak sedih, namun ia juga masih tak ingin aku membelinya. Akhirnya aku pulang.

Esok paginya, aku kembali ke toko itu. Kue itu masih ada. Seolah-olah kue itu ingin aku membelinya, namun ia nampaknya masih tidak enak hati gara-gara kejadian kemarin. Sebenarnya aku masih ingin membeli kue itu, akan tetapi, aku sadar bahwa bukan aku yang diinginkan oleh kue itu untuk membelinya. Dan aku hanya melaluinya begitu saja tanpa membelinya. Hal ini berulang-ulang terus selama beberapa hari, aku tak pernah membeli kue itu. Tapi kue itu nampak senang karena tiap hari aku mengunjunginya. Dan keadaannya selalu saja seperti ini. Aku dan kue itu, sudah cukup senang untuk saling melihat setiap hari. Tanpa aku membeli dan memakannya pun, aku sudah mampu merasakan manisnya kue itu. Teman-temanku menganggapku aneh, kenapa aku bisa menyukai kue yang tak berbentuk itu. Tapi aku merasa diriku tidak aneh. Kue itu unik. Dan aku suka. Aku seperti dapat merasakan manisnya kue itu tanpa aku memakannya. Dan aku merasa, kue itu akan menjadi salah satu kue favoritku jika aku mencicipinya nanti. Tapi aku masih belum berani membelinya. Kue itu seolah belum mau ku beli. Dan sepanjang hari berlalu, aku hanya memandang kue itu dari luar etalase toko. Dan selama itu pula, gadis kecil yang merengek pada bundanya kembali memandang kue itu dari luar etalase toko, dan kue itu melihat gadis kecil lain yang bahkan tidak sedikitpun menoleh kepadanya.

Aku jadi semakin bingung. Aku ingin membeli kue itu. Tapi aku juga masih ragu. Jika kue itu tak ingin aku beli, rasanya pasti tak akan seenak yang kubayangkan. Akhirnya kuputuskan untuk bertanya pada teman-temanku. Ada yang menyuruhku untuk membelinya jika aku yakin akan bisa menikmati rasa kue itu. Tapi ada pula yang menyuruhku untuk tidak membeli kue itu karena tahu rasanya tidak enak. Tapi aku masih ngotot bahwa kue itu pasti rasanya enak. Dan dia hanya menertawakanku. Aku jadi bingung. Apakah sebaiknya aku membeli kue itu atau tidak? Aku menginginkannya sudah sejak lama, dan aku sangat ingin membeli kue itu. Sebenarnya mudah saja, aku tinggal masuk ke dalam toko itu, membeli kue itu, dan mencicipinya. Tapi aku takut jika kue itu menolak untuk dibeli.

Dan, pada hari ini, aku menyadari semuanya. Kue itu memang tak pernah menginginkan aku untuk membelinya. Dan aku merasa aku bodoh, menginginkan kue itu selama ini. Dan aku hanya tertawa, dan kemudian berlalu, Benar kata temanku tadi, kue itu tidak manis. Selama ini dia hanya menunjukkan bahwa dia seolah-olah manis. Aku menjadi benci terhadap kue itu. Tapi, aku menyadari itu adalah kebodohanku. Dan aku, tak mau membenci kue itu. Biarlah kue itu dibeli oleh orang yang memang lebih pantas. Bagaimanapun juga, aku pernah menyukai kue itu, dan walaupun aku belum pernah mencicipinya, aku yakin kue itu akan terasa manis jika dibeli oleh orang yang kue itu inginkan, pasti. Aku, Audy, tujuh tahun, hanya bisa berharap yang terbaik untuk kue itu.. <3 Kue itu, walaupun bentuknya tidak indah, tapi aku yakin kue itu akan dibeli oleh orang yang ia inginkan, karena kue itu unik.. Dan aku, telah menemukan kue lain yang terasa sangat manis..

0 comment:

Post a Comment